Halaman

Minggu, 16 Juni 2013

Fonem dan Grafem


Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna.Perlu di ingat bahwa karena fonem merupakan penamaan system bunyi yang membedakan makna,maka jumlah fonem tentu lebih sedikit dari bunyi-bunyi yang ada.Bahkan,jumlah dan variasi bunyi bahasa Indonesia yang tak bias dipastikan jumlahnya itu, sebenarnya merupakan realisasi dari system fonem yang   terbatas jumlahnya.Berdasarkan hasil penelitian,fonem bahasa Indonesia berjumlah sekitar 6 fonem vocal dan 22 fonem konsonan.Dikatakan “sekitar” karena jumlahnya masih bias berubah.Hal ini sangat tergantung pada korpus data.
Grafem adalah system pelambangan bunyi alih-alih disebut system ejaan,pada dasarnya grafem adalah huruf. Grafem ada dua macam,yaitu grafem yang mengikuti system fonetis dan grafem yang mengikuti system fonemis.Grafem yang mengikuti system fonetis lebih popular disebut ejaan fonetis ini melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk huruf. Oleh karena itu,jumlah bunyi yang dilambangkan relative lebih banyak dari jumlah huruf yang terdapat dalam alphabet.Sementara itu,grafem yang mengikuti system fonemis lebih popular disebut ejaan fonemis ini melambangkan fonem-fonem bahasa tertentu dalam bentuk huruf.Jadi,pelambangan disesuaikan dengan bunyi-bunyi yang membedakan makna.
Sistem penulisan Bahasa Indonesia mengikuti ejaan fonemis,walaupun tidak sepenuhnya.Sebab kalaubenar-benar megikuti ejaan fonemis,semestinya  setiap satu fonem dilambangkan satu huruf.Kenyataannya tidaklah demikian,ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan masih dijumpai minimal dua masalah terkait dengan pengembangan fonem yaitu : (1) satu fonem dilambangkan dua huruf dan (2) dua fonem dilambangkan satu huruf.

1.     Fonem/ᵑ/,/ñ/,/x/,dan/Š/masing-masing dilambangka ndengan <ng>,<ny>,<kh>,dan <sy>
Contoh      :
/Meƞaƞa/                           : <menganga>
/ñañi/                                 : <nyanyi>
/maxluk/                            : <makhluk>
/Šarat/                                : <syarat>

2.      Fonem /e/ dan /Ə/dilambangkan<e>
Contoh      :
/sate/                                  : <sate>
/ide/                                   : <ide>
/mƏnang/                          :<menang>
/bƏrat/                               :<berat>

Walaupun demikian,EYD  yang digunakan sekarang ini sudah berusaha untuk mengurangi kelemahan ejaan sebelumnya.Ejaan van ophuijsen (dipakaitahun 1901-1947) dan ejaan Suwandi (dipakai tahun1947-1972) lebih banyak kelemahannya.
Padaejaan van ophuijsen :

1.      Fonem /u/,/j/,/c/,/ƞ/,/ñ/,/Š/, dilambangkanduahuruf : <oe>,<dj>,<ng>,<nj>,<ch>,<sj>
Contoh            :
/untuk/                                                : <oentoe’>
/jƏjak/                                     :<djedja’>
/cacat/                                      :<tjatjat>
/mƏƞaƞa/                                 :<menganga>
/ñañi/                                       :<njanji>
/maxluk/                                  :<machlu’>
/Šarat/                                      :<sjarat>

2.      Fonem /k/ dilambangkan<’>
Contoh:
/tidak/                                      <tida’>
/maxluk/                                  <machlu’>
/yakni/                                     <ja’ni>

3.      Fonem/e/ dan /Ə/ dilambangkan /e/.
Contoh:
/sate/                                        <sate>
/ide/                                         <ide>
/mƏnang/                                <menang>
/bƏrat/                                     <berat>j

PadaEjaanSuwandi :

1)      Fonem/j/ , / c / , /ƞ/,/ñ/,/x/,dan/s/ dilambangkan<dj>,<tj>,<ng>,<nj>,<ch>,<sj>

Contoh :

/jƏjak/                         /djedjak/
/cacat/                          /tjatjat/
/meƞaƞa/                      /menganga/
/ñañi/                           <njanji>
/maxluk/                      <machluk>
/Šarat/                          <sjarat>

2)      Fonem /e/ dan/Ə/ dilambangkan<e>

Contoh :
/sate/                                        <sate>
/ide/                                         <ide>
/mƏnang/                                <menang>
/bƏrat/                                     <berat>

3)      Fonem/f/,/v/,/z/ belumdiakuisebagaifonembahasa Indonesia sehingga
Dalampenerapannyadisesuaikankelambang-lambang yang mirip ,yaitu<p> (untuk /f/dan /v/)dan<j> (untuk /z/).



 2.2         PERBEDAAN FONEM DAN GRAFEM (HURUF)

Grafem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi. Seringkali represenasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya untuk menyatakan benda yang dipakai untuk duduk yang bernama "kursi", kita menulis kata kursi yang terdiri dari grafem <k>, <u>, <r>, <s>, dan <i>, dan mengucapkannya pun /kursi/ - dari segi grafem ada alima satuan, dan dari segi fonem juga ada lima satuan. Akan tetapi, hubungan satu-lawan-satu seperti itu tidak selalu kita temukan. Kata "ladang" mempunyai enam grafem, yakni <l>, <a>, <d>, <a>, <n>, dan <g>. Dari segi bunyinya perkaatan yang sama itu hanya mempunyai lima fonem, yakni /l/, /a/, /d/, /a/, dan /ŋ/ karena grafem <n> dan <g> hanya mewakili satu fonem /ŋ/ saja.
                                                







Contoh perbedaan huruf (grafem) dan fonem:

Susunan Fonem
Jumlah Fonem
Susunan huruf
Jumlah huruf
Kata yang terbentuk
/adik/
4
adik
4
adik
/iŋat/
4
ingat
5
ingat
/ήaήi/
4
nyanyi
6
nyanyi
/pantay/
5
pantai
6
pantai



1 komentar: